Posts

Showing posts with the label kisah dan hikmah

Berangkat Umroh Berbekal Setengah Cangkir Kopi: Refleksi Nilai Pemberian Sederhana yang Berbuah karunia

“ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya ” “ Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula” Al Zalzalah (QS. 99:7-8) Berangkat umroh "gratis" (lebih tepatnya atas biaya dinas) karena kebiasaan berbagi setengah cangkir kopi. Kisah nyata ini merupakan bukti kebenaran janji Allah SWT. Waktu kejadian peristiwa ini memang sudah lama, sekitar 10 tahun yang lalu. Namun, latar belakang yang menjadikan keajaiban ini terjadi baru disadari belakangan ini. Syahdan, pada Tahun 1999 aku mulai bekerja di suatu instansi pemerintahan. Di situ aku bekerja sebagai auditor. Dalam awal masa kerjaku, aku belum mendapat tugas untuk melakukan audit, mungkin karena masih baru dan masih banyak persyaratan lain yang harus dipenuhi sebelum melakukan tugas mulia itu. Oleh karena itu, hari-hari tugasku hanya mengetik laporan ini laporan itu di kantor. Pada masa itu, fasilit

Jangan Pernah Tinggalkan Shalat !!!!!

Suatu siang saat aku hendak menunaikan shalat dzuhur di mesjid yang berlokasi di pasar tempat usaha yang dikelola istriku, aku melihat seorang pedagang mainan anak yang sedang tidur lelap di beranda mesjid. Saking lelapnya, ia tidak mengetahui bahwa sepeda yang digunakannya untuk menjajakan barang dagangannya roboh diterpa angin yang hari itu bertiup cukup kencang. Sejenak aku merasa iba pada keaadaan bapak yang terlihat sangat lelah dan lusuh itu. Betapa, untuk mengais rezeki yang hendak ia gunakan untuk menafkahi keluarganya, ia harus menguras tenaganya dengan mengayuh sepeda tua ke sana ke mari untuk mencari pembeli. Sungguh tidak terbayangkan jika aku harus menjalani usaha dengan cara seperti itu. Akan tetapi, hatiku menjadi miris manakala aku mengetahui bahwa bapak pedagang mainan itu mampir ke mesjid hanya untuk melepaskan rasa lelah. Begitu bangun, ia segera berlalu tanpa menunaikan shalat dzuhur terlebih dahulu. Sungguh sedih rasanya melihat fenomena seperti itu. Banyak sekali

Seminggu Jadi "Inem" (Renungan Selama Libur Lebaran)

Lebaran Iedul Fitri 1429 tinggal menyisakan kenangan. Kebanyakan orang mudik pulang ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga terutama orang tua tidak terkecuali para pembantu rumah tangga. Iedul Fitri kali kali ini aku dan keluarga berlebaran di Jakarta. Rencana mudik pulang ke kampung halaman terpaksa ditunda karena aku harus masuk kerja tanggal 6 Oktober sementara untuk tanggal itu aku gak kebagian tiket balik ke Jakarta. Ya akhirnya terpaksa mudik setelah itu agar gak bentrok dengan kepentingan di kantor. Ditinggal pembantu selama mudik lebaran membuat kami cukup sibuk. Kami harus gantian menjaga anak kami yang masih berumur 8 bulan sementara yang lain mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, nyuci baju, nyuci piring, nyapu, ngepel dan lain-lain. Lumayan terasa capek juga, belum lagi waktu santai kita jadi tersita untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan seperti itu, yah daripada niru-niru gaya hidup orang kaya yang nginep di hotel selama gak ada pembantu, gak apa-ap

Ketika Iblis Membentangkan Sajadah

Siang menjelang dzuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada dalam Masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air. Pada setiap orang, Iblis juga masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap sajadah. "Hai, Blis!", panggil Kiai, ketika baru masuk ke Masjid itu. Iblis merasa terusik : "Kau kerjakan saja tugasmu, Kiai. Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam Masjid ini!", jawab Iblis ketus. "Ini rumah Tuhan, Blis! Tempat yang suci,Kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!", Kiai mencoba mengusir. "Kiai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenung. "Saya se

“Penyakit” Sebuah Pesan Dari Allah Untuk Manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui orang yang menderita suatu penyakit menahun seperti jantung, kanker, darah tinggi dan sebagainya berusaha berobat ke sana kemari demi mendapatkan kesembuhan. Ada kalanya sebagian dari mereka sadar bahwa musibah tersebut adalah pemberian dari Allah dan kemudian bersabar dan bertawakal kepada Allah kemudian akhirnya Allah bimbing kepada suatu jalan keluar yang menjadi sebab kesembuhan penyakitnya. Bahkan ada yang sembuh dari penyakit-penyakit tersebut hanya dengan memperbanyak sodaqah, mendirikan shalat malam atau melakukan ibadah-ibadah yang selama ini tidak pernah mereka kerjakan. Hal itu bisa terjadi karena bagi orang mukmin musibah yang menimpa adalah ujian dari Allah yang dimaksudkan untuk meningkatkan derajatnya atau untuk menjadi kiparat atas dosa yang pernah dibuatnya. Rasulullah bersabda: “ Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesedihan, nestapa, bencana, derita, penyakit, hingga duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah, dengannya