Frekuensi Suara Air sebagai bukti bahwa alam semesta berdzikir (free download suara air)
Sebagaimana kita ketahui bahwa rekreasi menikmati pemandangan dan mendengarkan gemericik air sungai dapat membantu meredakan stress. Dengan menikmati bunyi-bunyian alam seperti suara air, frekuensi gelombang otak kita akan turun sehingga syaraf-syaraf yang tegang pun ikut mengendur. Ketika kita sudah dewasa, sarana seperti itu menjadi diperlukan padahal waktu anak-anak, kita sangat mudah menghilangkan stress dalam seketika setelah mengalami kejadian yang membuat kita menangis seperti bertengkar dengan teman atau habis dimarahi orang tua. Hal tersebut berkaitan dengan gelombang otak yang disebut dengan gelombang alpha.
Ketika kita masih anak-anak, kita memiliki kemampuan spesifik yaitu mudah menyetel gelombang otaknya memasuki frekuensi alpha-theta. Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.
Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan keterampilan manusia yang alami. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa, ketrampilan memasuki kondisi alpha-theta itu hilang.
Tuntutan kehidupan saat ini membuat pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.
Alpha-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks,menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.
Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat?
Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi.
Latihan-latihan itu bisa sangat membantu meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak. Para penyembuh yang menggunakan energi dan tenaga dalam, karena tuntutan pekerjaannya umumnya telah menuai keterampilan ini secara otomatis.
Selain cara-cara tersebut, otak juga bisa dilatih dengan teknologi audio yang salah satu caranya adalah mendengarkan suara yang monoton berulang-ulang seperti bunyi gemericik air (download di sini). Bunyi-bunyi seperti itu disebut dengan frekuensi alpha yang apabila didengarkan (sebaiknya menggunakan earphone atau headphone agar fokus dan tidak terdistorsi suara lain dilakukan dengan posisi yang rileks, bisa duduk atau lebih baik sambil berbaring dan menarif nafas dalam-dalam) dapat beresonansi dengan gelombang otak dan membuat gelombang otak turun ke frekuensi alpha yang membuat tubuh dan fikiran lebih rileks sehingga dapat membantu mengurangi stress, kelelahan dan bahkan dapat membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit seperti jantung, darah tinggi, maag, diabetes dsb. Hal tersebut karena pada saat otak kita berada pada frekuensi alpha maka terjadi peremajaan sel-sel dalam tubuh kita.
Dalam islam keadaan tersebut diperoleh manusia pada saat ia shalat dalam keadaan khusyuk dan keadaan tersebut lebih mudah didapatkan waktu melaksanakan shalat malam karena pada saat shalat malam yang hening, frekuensi alam tidak terdistorsi oleh gelombang-gelombang lain yang dapat mengacaukan frekuensi otak.
Demikianlah bukti bahwa alam semesta selalu berdzikir kepada Allah yaitu frekuensi yang dihasilkan oleh suara alam sama dengan frekuensi otak manusia ketika berdzikir dengan khusyuk walaupun manusia tidak tahu bagaimana dzikirnya alam semesta tersebut.
Ketika kita masih anak-anak, kita memiliki kemampuan spesifik yaitu mudah menyetel gelombang otaknya memasuki frekuensi alpha-theta. Frekuensi alpha-theta ini normalnya kita alami ketika sedang rileks, melamun dan berimajinasi. Berbeda dengan kondisi beta yang dominan ketika kita dalam kondisi sadar sepenuhnya dan lebih banyak menggunakan akal pikiran.
Memasuki frekuensi alpha-theta itu sebenarnya merupakan keterampilan manusia yang alami. Namun, ketika mulai sekolah, kita dikondisikan menyetel gelombang otak yang dominan beta. Jadi, begitu menjadi orang dewasa, ketrampilan memasuki kondisi alpha-theta itu hilang.
Tuntutan kehidupan saat ini membuat pikiran orang terfokus untuk bekerja keras demi tuntutan materi dan kehidupan yang konsumtif meskipun terpaksa mengurangi waktu tidur dan istirahat. Padahal saat tidur manusia seharusnya merasakan keempat frekuensi. Dari frekuensi beta di mana kita dalam kesadaran penuh, gelombang otak turun ke alpha ketika kedua mata tertutup, lalu masuk ke theta, dan akhirnya ke delta saat kita tertidur pulas tanpa mimpi. Karena waktu tidur kurang, maka kita cenderung kurang mengalami kondisi alpha-theta, akibatnya kita makin mudah stres.
Alpha-Theta, membuat tenang, bahagia dan kreatif. Kemampuan untuk secara temporer mengubah kesadaran diri satu frekuensi ke frekuensi yang lain adalah keterampilan yang sangat penting, karena efeknya akan membantu menyeimbangkan otak, hati, dan jiwa. Keterampilan itu membuat seseorang menjadi pandai membaca situasi dan pandai menempatkan diri dalam suasana apapun sehingga seolah-olah selalu berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Tentunya hal itu sangat penting untuk mendaki tangga kesuksesan dan mencapai kebahagiaan.
Ketika masalah berdatangan dan mulai merasa stres, itulah saat yang tepat untuk mulai rileks,menurunkan vibrasi otak dan memasuki frekuensi alpha-theta. Begitu juga ketika pekerjaan kita membutuhkan pikiran-pikiran kreatif. Memasuki kedua frekuensi itu akan membantu memunculkan inspirasi yang kita butuhkan.
Menarik lagi, kedua frekuensi tersebut juga merupakan pintu gerbang menuju pikiran bawah sadar yang dibutuhkan untuk melakukan self hypnosis, mendapatkan intuisi dan melakukan penyembuhan. Masalahnya bagaimana caranya memasuki frekuensi alpha-theta dengan cepat?
Sebenarnya usaha untuk memasuki level alpha-theta secara sadar telah dilakukan orang sejak lama, yaitu dengan kebiasaan berdzikir yang membuat doa makin khusyuk, latihan-latihan meditasi, yoga, atau taichi.
Latihan-latihan itu bisa sangat membantu meningkatkan kemampuan kita untuk mengubah kesadaran otak. Para penyembuh yang menggunakan energi dan tenaga dalam, karena tuntutan pekerjaannya umumnya telah menuai keterampilan ini secara otomatis.
Selain cara-cara tersebut, otak juga bisa dilatih dengan teknologi audio yang salah satu caranya adalah mendengarkan suara yang monoton berulang-ulang seperti bunyi gemericik air (download di sini). Bunyi-bunyi seperti itu disebut dengan frekuensi alpha yang apabila didengarkan (sebaiknya menggunakan earphone atau headphone agar fokus dan tidak terdistorsi suara lain dilakukan dengan posisi yang rileks, bisa duduk atau lebih baik sambil berbaring dan menarif nafas dalam-dalam) dapat beresonansi dengan gelombang otak dan membuat gelombang otak turun ke frekuensi alpha yang membuat tubuh dan fikiran lebih rileks sehingga dapat membantu mengurangi stress, kelelahan dan bahkan dapat membantu penyembuhan berbagai jenis penyakit seperti jantung, darah tinggi, maag, diabetes dsb. Hal tersebut karena pada saat otak kita berada pada frekuensi alpha maka terjadi peremajaan sel-sel dalam tubuh kita.
Dalam islam keadaan tersebut diperoleh manusia pada saat ia shalat dalam keadaan khusyuk dan keadaan tersebut lebih mudah didapatkan waktu melaksanakan shalat malam karena pada saat shalat malam yang hening, frekuensi alam tidak terdistorsi oleh gelombang-gelombang lain yang dapat mengacaukan frekuensi otak.
Demikianlah bukti bahwa alam semesta selalu berdzikir kepada Allah yaitu frekuensi yang dihasilkan oleh suara alam sama dengan frekuensi otak manusia ketika berdzikir dengan khusyuk walaupun manusia tidak tahu bagaimana dzikirnya alam semesta tersebut.
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Jumu'ah : 1)
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al Israa':44)
nice posting bro
ReplyDelete